Kamis, 12 Februari 2009

Berita Hangat di Kaos Adrian

"Berita Hangat" di Kaus-kaus Adrian
Ruangan di salah satu rumah di Jalan Riau Bandung itu layaknya kantor redaksi sebuah media. Di dinding bagian luar tampak foto-foto besar bak poster film, yang menggambarkan sebuah kejadian. Masuk ke dalam ruangan, tergantung ratusan kaus bertuliskan berbagai kejadian yang sedang hangat yang dimuat di koran-koran.

Ian's Report namanya. Memang bukan kantor redaksi sebuah media. Itu adalah distro milik Adrian Kristianto, pemuda kelahiran 29 Juli 1986.

Sejak lama kejadian-kejadian penting yang berlangsung di dunia, yang menghiasi halaman-halaman depan koran, menggelitiknya. Hal itu menjadi inspirasi Adrian untuk menuangkannya dalam bentuk gambar dan tulisan pada sebuah produk. Tentu bukan dalam bentuk tulisan di koran, namun dalam bentuk tulisan serta foto di kaus-kaus dan pin. Ia tidak memproduksinya dalam jumlah banyak. Barang-barang produk itulah yang jadi barang dagangan utama di distro Adrian.

Unik, demikian kesan yang segera tertangkap. Sebuah kaus produknya bergambar sebuah pesawat terbang berwarna merah. Biasa saja kalau dilihat dari depan. Namun, di baliknya, di bagian punggung, tertulis nama lengkap penumpang beserta kru Adam Air yang dinyatakan hilang sampai sekarang dalam penerbangan Surabaya - Manado awal Januari lalu.
Kaus yang lain, bergambar seorang wartawan lengkap dengan alat foto dan rompi antipeluru, tengah ditodong senjata oleh tentara Amerika. Kaus itu bertuliskan "The Truth is Out Dare, They Shot First Journalist".

"Semua itu memang saya ambil dari kejadian yang sedang populer. Seperti banyaknya wartawan yang mati di medan perang, lalu hilangnya pesawat Adam Air yang masih misterius. Saya juga membuat berita tentang penggantungan Saddam Hussein," kata Adrian. Di kaus yang ia sebutkan terakhir itu terdapat juga foto Saddam Hussein yang tengah dikalungi tali gantungan.

Bukan hanya peristiwa-peristiwa yang berbau politik yang menjadi perhatian Adrian. Kasus smack down yang membawa korban anak sekolah, juga tak luput diabadikannya dalam produk kausnya, dengan tulisan "Stop Smack Down Before Die". Kaus lain bertuliskan "Journalism Not Terrorism".

Berita dari dalam negeri tentang merebaknya flu burung juga jadi perhatiannya. Salah satu tulisan berbunyi "Flu Burung Dapat Dikendalikan, Jangan Panik", ia akui ia cuplik dari judul sebuah surat kabar yang memuat berita tentang hal tersebut. Masih banyak lagi tulisan yang menggelitik.

Ide Adrian memang bukan orisinal. Di Yogya orang mengenal "panrik" permainan kata-kata melalui produk Dagadu. Di Bali, Joger juga memproduksi barang sejenis. "Saya dapat masukan dari teman-teman. Karena mengejar berita yang up to date, jadi saya memang membuat jumlah terbatas untuk produk distro ini," ujar Adrian, yang tengah menyelesaikan sekolahnya di Perth, Australia.

Pemuda lajang asal Bandung itu memang disiapkan orangtuanya untuk menjadi penerus kerajaan bisnis keluarganya. Sebagai awal usahanya, ia membuka sebuah distro yang modalnya berasal dari sang ayah. Pengetahuannya akan dunia internasional, mampu melahirkan ide-ide segar untuk sebuah kreativitas. "Sekalipun saya hidup di luar negeri sejak kecil, tapi saya cinta Bandung. Saya akan balik dan membuka usaha di sini," katanya sambil tersenyum. [Ars/A-18]

Last modified: 1/2/07 Suara Pembaruan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar